●IMAM SYAFI'I
Nama lengkap Imam Syafi'i adalah Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi. Ia lahir pada tahun 150 H atau 767 M. Imam Syafi'i menghabiskan sisa hidupnya di Mesir hingga meninggal pada 204 H atau 821 M.
pada usia 7 tahun, ia sudah hapal Al-Quran. Hapal kitab al-Muwatha karya Imam Malik pada usia 10 tahun. Pada usia 15 tahun, ia sudah mampu berfatwa memenuhi permintaan para ulama lain dan siapa saja yang membutuhkan. Namun, tidaklah ia berfatwa kecuali setelah menghapal 10.000 hadis.
Ar-Rabi mengatakan, “Imam Syafi’i setiap hari satu kali mengkhatamkan Al-Quran. Bahkan, di bulan Ramadhan, ia mengkhatamkannya hingga 60 kali di luar bacaan Al-Quran pada saat shalat. Suaranya sangat merdu. Tak heran, saat suaranya terdengar orang banyak, mereka sampai menangis keras.”
Rabi’ bin Sulaiman mengatakan bahwa imam Asy-Syafi’I meninggal pada malam jumat setelah magrib. Dan dimakamkan hari jum’at setelah ashar, hari terakhir dari bulan rajab. Ketika kami pulang dari mengantar jenazahnya, kami menyaksikan hilal bulan Sya’ban 204 H, dalam usia 54 tahun.
●IMAM ABU HANIFAH
yang nama aslinya adalah Nu’man bin Tsabit bin Zutha. Ayahnya bernama Tsabit merupakan pedagang sutra yang memeluk agama Islam pada masa Khulafaur Rasyidin. lahir di Kufah, Irak pada 80 H/699 M — meninggal di Baghdad, Irak, 150 H/767 M.
Imam Hanafi dikenal sebagai anak yang cerdas. Bukti kecerdasannya dapat dilihat ketika ia mampu menghafal Alquran serta ribuan hadis.
Imam Hanafi berguru kepada Syaikh Hammad selama 18 tahun. Setelah gurunya itu meninggal, ia ditunjuk untuk menggantikan sebagai ulama. Selama menjadi ulama, diketahui bahwa Imam Hanafi sudah menyelesaikan sebanyak 600.0000 perkara tentang fikih. Berkat wawasannya yang luas, Hanafi dijuluki sebagai Imam Al-A'dzhom oleh masyarakat dan selalu dijadikan rujukan oleh para ulama pada masa itu.
●MALIK BIN ANAS
lahir di Madinah pada 93 H atau 711 M dengan nama lengkap Abu Abdullah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir bin Amr bin al-Haris bin Ghaiman bin Jutsail bin Amr bin al-Haris Dzi Ashbah. putra dari Anas bin Malik dan Aaliyah binti Shurayk al-Azdiyya.
Layaknya seorang anak, Malik kecil sangat suka bermain burung merpati dan juga mendengarkan musik. Gara-gara ini, ia pernah ditegur oleh ayah dan ibunya agar tidak terlena dengan kegemaran tersebut, lantas melupakan pentingnya menuntut ilmu. Diriwayatkan bahwa ia pernah berguru pada 900 orang syekh, di antaranya adalah Rabiah al Ra’yi, Abdurrahman ibn Harmuz, Nafi’ al-Dailami, Ibnu Syihab al-Zuhri dan Ja’far ash-Shadiq.
Keutamaan lain yang juga dimilikinya adalah kekuatan firasat sehingga dapat mengetahui apa yang tersirat dalam jiwa seseorang. Seperti di saat Imam Malik bertemu dengan seorang pemuda seraya menayakan namanya. Pemuda itupun menjawab “Muhammad”. Malik kemudian berkata “Wahai Muhammad bertakwalah kepada Allah, jauhi maksiat, kelak kau akan menjadi orang besar”. Pemuda inilah yang kemudian kita kenal dengan Imam Syafi’i.
● IMAM HAMBALI
Nama lengkap Imam Hambali adalah Ahmad bin Muhammad bin Hambal bin Hilal bin Asad bin Idris. Ia lahir pada tahun 780 di Turkmenia.
Imam Hambali wafat pada 2 Agustus 855 di Bagdad, Irak. Makamnya berada di lokasi kuil Imam Ahmad bin Hanbal di Distrik Ar-Rusafa.
sejak kecil Imam Hambali fakir dan yatim itu dikenal sebagai orang yang sangat mencintai ilmu.
Pelajaran pertama yang diterima Imam Hambali adalah Al-Qur'an. Beliau telah menghafal 30 juz Al-Qur'an sedari kecil.
Tekadnya untuk menuntut ilmu dan menghimpun hadits membawanya mengembara ke pusat ilmu ke-Islaman di Basrah, Hijaz, Yaman, Makkah, dan Kufah. Pengembaraannya tersebut membuat beliau bertemu dengan beberapa ulama besar salah satunya Imam Syafi'i. Pertemuannya dengan Imam Syafi'i itulah beliau dapat mempelajari fiqh, ushul fiqh, nasikh dan mansukh serta kesahihan hadits.
Karya beliau yang paling terkenal adalah al-Musnad. Di dalamnya terhimpun 40.000 hadits yang merupakan seleksi dari 70.000 hadits.
Guru pertama dan utama dalam bidang hadits Imam Hambali adalah Husen bin Bashir bin Abi Hazim. Lima tahun lamanya Imam Hambali ditempa oleh Husen.
Sedangkan untuk mendalami cara istinbath dan membina fiqh Imam Hambali berguru kepada Imam Syafi'i.
Selain kedua nama di atas, Imam Hambali memiliki guru lain, diantaranya: Abu Yusuf al-Qadhi, Isma'il bin 'Ulayyah Waki', Sufyan bin 'Uyainah, Abu Dawud Ath-Thayalisi, Nu'aim bin Hammad, Ibrahim bin Sa'ad, 'Abbad bin 'Abbad al-Muhallabi, Mu'tamir bin Sulaiman At-Taimi, Ayyub bin Najjar, Yahya bin Abi Zaid, 'Ali bin Hasyim bin Barid, Qaran bin Tamar, 'Abdurrazzaq, Ismail bin Ja'far, Abbad bin Abbad Al-Ataky, Umari bin Abdillah bin Khalid, Ibrahim bin Ma'qil.
Adapun murid-murid Imam Hambali, diantaranya: Abdullah bin Ahmad bin Hanbal, Shalih bin Ahmad bin Hanbal, Hanbal bin Ishaq (Sepupu beliau), Abu Bakr al-Marrudzi, Ibrahim al-Harbi, Abu Thalib, al-Maimuni, Abu Dawud as-Sijistani, Abu Bakr al-Atsram, Harb al-Kirmani, Ishaq bin Hani', Abu Zur'ah ar-Razi, Abu Abdillah al-Bukhari, Muslim bin al-Hajjaj, Abu Isa at-Tirmidzi, Abdurrahman bin Syu'aib an-Nasai, Ali bin al-Madini, Yahya bin Ma'in, Duhaim, Ahmad bin Shalih al-Mishri, Muhammad bin Yahya adz-Dzuhli, Abu Hatim ar-Razi, Baqiyy bin Makhlad, Abul Qasim al-Baghawi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar